Apakah Anda penderita diabetes? Tekanan darah tinggi? Kadar kolesterol darah melonjak? Persendian sakit akibat kadar asam urat melangit? Tenang, sebentar lagi halaman rumah Anda dapat dengan mudah menyediakan obatnya. Dan khasiatnya bukan sugesti, tapi secara ilmiah terbukti.
Pembuktian daun afrika sebagai obat aneka penyakit bukan sekadar isapan jempol. Bukti khasiatnya tidak sebatas testimoni konsumen. Manfaat kesehatan daun afrika terbukti dalam beragam riset ilmiah bahkan pada level uji klinis. Bejibun jurnal ilmiah internasional menulis laporan kajian biomedik tumbuhan asal afrika bagian tropika ini. Peneliti dari negara maju semacam USA, Jerman, Australia tidak mau tertinggal pula. Bahkan gudangnya dan mbah-nya pengobatan herbal, yaitu Cina, cukup intensif meneliti tanaman asing ini. Mungkin hanya peneliti Indonesia yang belum menaruh minat terhadap keajaiban tanaman yang tumbuh ideal di ketinggian di atas 1500 meter dpl.
Tanaman ini sudah banyak di berbagai daerah di Indonesia. Di dataran rendah seperti Tangerang, Jakarta, Medan, tumbuhan ini dapat tumbuh, tetapi tidak pernah ditemui berbunga atau berbuah. Di halaman rumah saya di Bandung yang ketinggiannya sekitar 700 meter dpl, hanya pernah berbunga sekali sebelum daun dan batangnya "dipanen."
Tanaman ini sudah banyak di berbagai daerah di Indonesia. Di dataran rendah seperti Tangerang, Jakarta, Medan, tumbuhan ini dapat tumbuh, tetapi tidak pernah ditemui berbunga atau berbuah. Di halaman rumah saya di Bandung yang ketinggiannya sekitar 700 meter dpl, hanya pernah berbunga sekali sebelum daun dan batangnya "dipanen."
Daun afrika atau daun afrika selatan, diterjemahkan dari penamaan tiongkok Nan Fei Shu atau dalam logat lain Nan Hui Ye (Nan artinya selatan, kan?) Tumbuhan ini bukan merupakan khasanah tanaman obat asli Tiongkok. Lalu mengapa ahli-ahli RRC menggebu-gebu meneliti dan men-sosialisasikan tanaman yang lazim tumbuh di benua Afrika bagian tropis ini?
Sejak memperoleh stek bibit pohon Afrika di akhir 2012, saya intensif melakukan studi, empirik dan referensi. Tiada hari tanpa menelusuri artikel populer dan jurnal-jurnal ilmiah dan klinis; tiada pagi tanpa menyapa puluhan batang pohon di kebun mungil di depan rumah. Dari hari ke hari saya semakin cinta dan terpesona pada tanaman yang gampang tumbuh ini.
Saya sendiri belum meneliti khasiat tumbuhan yang menjadi tanaman pagar rumah saya ini. Saya hanya menawarkan kepada para tetangga untuk memetik dan melalap daunnya selembar sehari, apa pun keluhan kesehatan yang diidap. Hasilnya??? Spektakuler! Kesaktian daun afrika mampu melahap keroyokan penyakit.
Tetangga sebelah rumah yang juga masuk kelompok lansia melaporkan sakit lututnya sembuh. Ibu yang sulit bangkit dari duduk shalatnya, kini tidak lagi merasakan nyeri yang menyiksa. Besannya, yang dia anjurkan juga, sempat datang dan meminta bibit stek, juga melaporkan hal yang sama. Yang lain, seorang Ibu usia 40 tahunan melaporkan kini dia sehari-hari merasakan lebih "fresh." Beberapa pria anggota klub jalan pagi di Tangerang mengaku tekanan darah tinggi yang membandel kini sirna, hal yang tidak pernah berhasil selama memakai obat dokter dan mengonsumsi herbal mahal.
Daun afrika telah diteliti, spektrum bidang dan topiknya sangat lebar. Sejak 2004, jumlah topik penelitian di Australia meningkat pesat. Penelitian bilateral antara USA dan Cina juga ada. Topik penelitian antara lain tentang diabetes, kanker, tekanan darah, sindrom dismetabolik, malaria, parasitologi, ekologi dan lingkungan. Selain dalam bidang biomedik, peternakan dan kedokteran hewan juga menggebu berpacu mengungkap bukti-bukti kemandragunaan daun afrika.
Di Indonesia sepengetahuan saya belum ada penelitian ilmiah mengenai tanaman yang awal mula khasiatnya dipelajari dari perilaku simpanse, monyet lucu khas afrika itu. Kemungkinan sebabnya adalah nyaris tidak ada orang yang mengenal nama ilmiah tanaman ini. Karena itu, jika ada mahasiswa sains dan kedokteran yang berminat meneliti tumbuhan ini, saya bersedia menyediakan simplisia (sampel) dan tautan referensi. Ahli di Cina, secara gudang dan mbahnya dunia herbal, sangat tertarik meneliti tanaman bukan asli daerahnya. Jadi, aneh juga kalo ahli di Indonesia tidak terlibat. Kuper!
Daun afrika telah diteliti, spektrum bidang dan topiknya sangat lebar. Sejak 2004, jumlah topik penelitian di Australia meningkat pesat. Penelitian bilateral antara USA dan Cina juga ada. Topik penelitian antara lain tentang diabetes, kanker, tekanan darah, sindrom dismetabolik, malaria, parasitologi, ekologi dan lingkungan. Selain dalam bidang biomedik, peternakan dan kedokteran hewan juga menggebu berpacu mengungkap bukti-bukti kemandragunaan daun afrika.
Di Indonesia sepengetahuan saya belum ada penelitian ilmiah mengenai tanaman yang awal mula khasiatnya dipelajari dari perilaku simpanse, monyet lucu khas afrika itu. Kemungkinan sebabnya adalah nyaris tidak ada orang yang mengenal nama ilmiah tanaman ini. Karena itu, jika ada mahasiswa sains dan kedokteran yang berminat meneliti tumbuhan ini, saya bersedia menyediakan simplisia (sampel) dan tautan referensi. Ahli di Cina, secara gudang dan mbahnya dunia herbal, sangat tertarik meneliti tanaman bukan asli daerahnya. Jadi, aneh juga kalo ahli di Indonesia tidak terlibat. Kuper!
Sumber : Hemaview Indonesia
5 komentar