Tanaman Nan Fei Shu sudah sejak lama digunakan sebagai obat di kalangan istana selama masa kekaisaran di China. Nan Fei Shu banyak digunakan sebagai ramuan obat-obatan untuk para raja di negeri itu. Di berbagai negara, termasuk di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama daun Afrika Selatan.
Manfaat daun Afrika Selatan sebagai obat hingga sekarang belum banyak terungkap, terutama di Indonesia. Karena itu, penelitian intensif pada tumbuhan tersebut sebaiknya terus dilakukan, sehingga memberi banyak manfaat bagi kemajuan pengobatan herbal.
Pemerhati Tanaman Herbal sekaligus Staf Lapangan Taman Nasional Gunung Gede/Pangrango (TNGP), Jawa Barat, Ujang Edi mengatakan, selama ini daun Afrika Selatan berkhasiat mengobati penyakit darah tinggi, diabetes, ginjal, dan pengapuran tulang. Caranya dengan direbus lalu diminum, atau dibuat kapsul dan lalapan. Selain itu daun tersebut juga kerap digunakan untuk mengobati iritasi kulit, nye-nyehan (bahasa lokal) dan radang kulit yang diolah dengan cara ditumbuk lalu dibuat salep.
“Sepanjang pengetahuan saya, pengobatan dengan daun Afrika Selatan ini tidak ada efek sampingnya,” kata Ujang kepada Jia Xiang Hometown di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Ujang, daun itu bukan tanaman asli Indonesia, namun dibawa dari negara lain, sehingga sampai sekarang belum banyak orang yang menanamnya atau membudidayakan sebagai tanaman obat herbal. Padahal tanaman ini sangat bermanfaat untuk mengobati beragam penyakit.
“Selain itu, sangat disayangkan juga karena sejumlah artikel di media masa yang mengupas kegunaan dan manfaat daun Afrika Selatan masih sangat kurang akurat. Bahkan ada beberapa yang keliru,” ujar Ujang.
Misalnya, ada artikel yang menyebutkan bahwa di Malaysia dan Singapura daun Afrika Selatan dianggap sama dengan daun Kupu-Kupu. Padahal dua tanama ini sangat berbeda. Daun Afrika Selatantermasuk tanaman keras yang pohonnya bisa tumbuh besar seperti pohon beringin dengan daun lebar.
Sedangkan Daun Kupu-Kupu, pohonnya tidak tumbuh besar, sehingga sering ditanam di pekarangan rumah. Dalam bahasa lokal, daun Afrika Selatan disebut Mani’i.
Sementara itu, sejumlah literatur yang dilansir di berbagai media massa menyebutkan bahwa bahwa Nan Fei Shu atau Daun Afrika Selatansudah lama digunakan sebagai obat oleh masyarakat Tiongkok. Mereka juga menyebutnya dengan nama Nam Fei Yip atau Nan Hui Ye.
Kabarnya, tanaman itu sejak dahulu digunakan oleh para bangsawan dan petinggi di Kekaisaran China. Misalnya untuk mengobati diabetes, hipertensi, mengurangi kolesterol jahat, asam urat, pengerasan hati, kanker hati, kepala pusing, infeksi kerongkongan, batuk, reumatik, susah tidur, kesemutan, dan demam.
Selain itu, daun tersebut juga berkhasiat membuang racun dari dalam tubuh (detoksifikasi), menghilangkan flek hitam silinder, menghilangkan dahak, melancarkan buang air seni, menguatkan fungsi lambung, dan menguatkan fungsi paru-paru.
“Sampai sekarang memang belum ada laporan hasil penelitian akademis tentang daun tersebut. Keterangan yang ada hanya berdasarkan kesaksian dan pengalaman masyarakat,” ujar Edy yang sering menjadi tempat bertanya para peneliti tumbuhan dari negara lain untuk menggali informasi tentang tanaman endemik di kawasan Gunung Gede dan Gunung Pangrango, Jawa Barat.
Ujang Edi pun berharap agar penelitian terhadap Daun Afrika Selatan itu makin digiatkan lagi, karena sangat baik bila dibuat obat-obatan herbal.
Manfaat daun Afrika Selatan sebagai obat hingga sekarang belum banyak terungkap, terutama di Indonesia. Karena itu, penelitian intensif pada tumbuhan tersebut sebaiknya terus dilakukan, sehingga memberi banyak manfaat bagi kemajuan pengobatan herbal.
Pemerhati Tanaman Herbal sekaligus Staf Lapangan Taman Nasional Gunung Gede/Pangrango (TNGP), Jawa Barat, Ujang Edi mengatakan, selama ini daun Afrika Selatan berkhasiat mengobati penyakit darah tinggi, diabetes, ginjal, dan pengapuran tulang. Caranya dengan direbus lalu diminum, atau dibuat kapsul dan lalapan. Selain itu daun tersebut juga kerap digunakan untuk mengobati iritasi kulit, nye-nyehan (bahasa lokal) dan radang kulit yang diolah dengan cara ditumbuk lalu dibuat salep.
“Sepanjang pengetahuan saya, pengobatan dengan daun Afrika Selatan ini tidak ada efek sampingnya,” kata Ujang kepada Jia Xiang Hometown di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Ujang, daun itu bukan tanaman asli Indonesia, namun dibawa dari negara lain, sehingga sampai sekarang belum banyak orang yang menanamnya atau membudidayakan sebagai tanaman obat herbal. Padahal tanaman ini sangat bermanfaat untuk mengobati beragam penyakit.
“Selain itu, sangat disayangkan juga karena sejumlah artikel di media masa yang mengupas kegunaan dan manfaat daun Afrika Selatan masih sangat kurang akurat. Bahkan ada beberapa yang keliru,” ujar Ujang.
Misalnya, ada artikel yang menyebutkan bahwa di Malaysia dan Singapura daun Afrika Selatan dianggap sama dengan daun Kupu-Kupu. Padahal dua tanama ini sangat berbeda. Daun Afrika Selatantermasuk tanaman keras yang pohonnya bisa tumbuh besar seperti pohon beringin dengan daun lebar.
Sedangkan Daun Kupu-Kupu, pohonnya tidak tumbuh besar, sehingga sering ditanam di pekarangan rumah. Dalam bahasa lokal, daun Afrika Selatan disebut Mani’i.
Sementara itu, sejumlah literatur yang dilansir di berbagai media massa menyebutkan bahwa bahwa Nan Fei Shu atau Daun Afrika Selatansudah lama digunakan sebagai obat oleh masyarakat Tiongkok. Mereka juga menyebutnya dengan nama Nam Fei Yip atau Nan Hui Ye.
Kabarnya, tanaman itu sejak dahulu digunakan oleh para bangsawan dan petinggi di Kekaisaran China. Misalnya untuk mengobati diabetes, hipertensi, mengurangi kolesterol jahat, asam urat, pengerasan hati, kanker hati, kepala pusing, infeksi kerongkongan, batuk, reumatik, susah tidur, kesemutan, dan demam.
Selain itu, daun tersebut juga berkhasiat membuang racun dari dalam tubuh (detoksifikasi), menghilangkan flek hitam silinder, menghilangkan dahak, melancarkan buang air seni, menguatkan fungsi lambung, dan menguatkan fungsi paru-paru.
“Sampai sekarang memang belum ada laporan hasil penelitian akademis tentang daun tersebut. Keterangan yang ada hanya berdasarkan kesaksian dan pengalaman masyarakat,” ujar Edy yang sering menjadi tempat bertanya para peneliti tumbuhan dari negara lain untuk menggali informasi tentang tanaman endemik di kawasan Gunung Gede dan Gunung Pangrango, Jawa Barat.
Ujang Edi pun berharap agar penelitian terhadap Daun Afrika Selatan itu makin digiatkan lagi, karena sangat baik bila dibuat obat-obatan herbal.
1 komentar: